Semoga kamu segera halal untukku...
Aamiiin Allahummaa Aamiiin...
Begitulah kalimat terakhir perbincangan kita.
Entahlah aku sudah terbang di ketinggian berapa, yang pasti aku selipkan doa manis pengantar tidur malam ini, semoga di Allah ridho dan melapangkan jalan ini...
Tak ada sedikit keraguan pada jiwa dan hatiku untuk hidup bersamamu menuju jannah-Nya. Sungguh memang tak ada yang bisa meramalkan apa yang terjadi esok, sungguh memang semua qadar sudah tertulis jauh di lauh mahfudz...
Tapi setitik harap seorang manusia akan apa yang Tuhannya takdirkan terjadi selalu ada, dan bukankah Tuhan jtu Maha Baik dan Maha Berkehendak akan segala sesuatu?
Yang kini bisa kita lakukan adalah saling memantaskan diri...
Seperti halnya kita yang selalu mengharap syurga, namun tak ada usaha yang kita lakukan untuk Rabb memberikan kunci itu, sangat mustahil kita bisa menikmatinya.
Seperti halnya ketika aku menginginkanmu sebagai Ali, tak pantas kiranya diriku tanpa berusaha menjadi Fatimah...
Pun kiranya ketika aku berharap dirimu selembut dan seromantis Rasulullah, tak layak diriku sebelum berusaha menjadi Aisyah...
Sebagaimana kisah Habibie-Ainun, ketika kita tak saling memantaskan untuk itu, maka jauuuh sekali dari layak untuk kita bersama seperti mereka...
Aku dan kamu,
Akan mengukir cerita kita sendiri,
Bisa jadi lebih romantis dari kisah orang tua kita sendiri ;-)
Tapi aku yakin, dirimu imam-ku yang tak kan biarkan setetes air mata jatuh mengalir dengan begitu deras...
Aku yakin, kamu akan selalu menceriakan hariku dan hatiku...
Insyaa Allah...
5R1435H, bumi-Nya