Pages

Pantulan Warna Komunikasi Produktif

Kalau ditanya warna apa yang menggambarkan petualangan saya di Pulau Cahaya kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional kali ini, jawaban pertama yang saya adalah: MEJIKUHIBINIUHIPU, yups warna pelangi yang sungguh indah plus hitam & putih 😂

Banyak ya warnanya ~~~

Karena memang di luar tantangan sesuai tema materi yang ada, banyak tantangan lainnya yang saya hadapi. Hingga akhirnya kemaren sepulang dari RS, driver ojol yang mengantar kami pulang bercerita banyak hal. Terutama tentang keputusan besar saya menjadi Ibu yang membersamai anak(anak) di rumah. Obrolan ini membuat saya berpikir berulang kali tentang cerita saya di tantangan hari pertama, tentang kembali berkarya di ranah publik. Hmmm....

Suatu kalimat yang saya ingat betul, Bapak Driver bilang,

"Kalau istri di rumah, suami bekerja di luar pun akan lebih tenang. Dan yakin aja, rejeki yang Allah kasih itu pasti 2 kok! Apalagi mbaknya ngurusin Ibu yang sedang sakit gini. Kalau gak sekarang, nanti pasti akan kerasa kok, keberkahan dan kelapangannya..."

Masyaa Allaah... saya langsung berkaca-kaca....

Apalah saya ini yang masih sering berpikir tentang materi, tentang dunia, padahal semua yang kita punya hanya titipan semata, amanah yang harus kita jaga. Apalagi anak. Ada banyak orang menantikan buah hati, dan harusnya saya betul-betul menjaganya sepenuh hati. Karena amanah ini langsung dari Allah. "Pekerjaan" yang "gaji"-nya Allah sudah janjikan, yaitu SURGA!

Anak, fitrahnya baik, jangan sampai kita cederai!

Anak mungkin tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng-copy!

Betul sekali quotes di atas, beberapa celotehan Arrayyan menjadi bukti hasil copying Ibuknya. Ketika Ibuknya sering mencari alasan, anaknya gak kalah jago. Ketika Ibuknya memerintah sesuatu yang diinginkan atau melarang yang tidak diinginkan, maka anak pun akan sama menyuarakannya dengan sangat lantang. Bahkan ketika expresi marah yang dikeluarkan Ibuk, anak pun dengan sangat baik menirunya.

"Ibuk, minumnya duduk!"

"Ammah, HP sama laptopnya taro kalau lagi makan! Nanti Ibuk marah loh!"

"Adzan, Buk! Taro HP-nya!"

"Awwa tapi mau makan dulu, mandinya ntar aja, ini harus habis loh, Buk!"

"Ayah tuh, gak pulang-pulang, Awwa marah!"

dsb...

dst...

Perjalanan menjadi seorang Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga, sangatlah panjang. Aral rintang tidak mudah. Tapi bukan berarti menyurutkan langkah. Seperti halnya hobby yang saya nikmati selama ini, seperti halnya mendaki gunung, semoga sabar semakin luas dan nalar semakin panjang, agar emosi dapat diredam semakin dalam.

Komunikasi Produktif ini mengingatkan saya bahwa sebagai Ibu, saya harus lebih membumi lagi dengan bahasa anak yang sungguh sangat sederhana, agar dampaknya bisa mengangkasa, dirasakan semesta, untuk masa depan yang gemilang.

sumber: google

Pantulan warna bumi, biru dan hijau, yang juga ada titik putih, kuning, bahkan merah, yang terlihat dari angkasa sungguh memukau. Hijau yang menyegarkan, dan biru yang meluaskan pandangan. Seperti itulah kiranya kiasan saya dalam tantangan 15 hari Komunikasi Produktif kemaren, dimana saya belajar meluaskan sabar (warna biru) dan menemukan 'oase' (warna hijau) dalam meredam emosi (putih-kuning-merah) saat berkomunikasi baik dengan pasangan, anak, maupun orang-orang di sekitar saya.

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#aliran rasa
#pantulanwarna
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#15 : SABAR & KONSISTEN adalah KOENTJI

"Arra, bobok yuk!"

"Baca buku dulu ya, Buk"

"Ok, mau baca buku apa?"

"Putri yang kurang sabaran", anaknya bersegera mengambil bukunya...

"Ini judulnya apa?"

"Bagaimana...", tampak berpikir sejenak...

Ibuk membantu, "Tum..."

"Tumbuhan... hmmm... tanpa internet"

"Loh kok tanpa internet?"

"Hmmm.. Awwa ga tau, buk!"

"Bagaimana Tumbuhan Bisa.... ?"

"Tumbuh"

Ibuk mulai membuka buku, "Bìsmillaahirrahmaanirrahiim", diikuti bocah yang juga membeo
"Kebun impian putri yang kurang sabaran. Alkisah..."

"Awwa mau minum air putih dulu ya, Buk", #interupsi pertama

Kok lama (?)
"Ra?"

"Iya?"

"Ayo bobok, biar nanti segeran. Mau ngaji lagi kan?"

"Iya, tapi baca buku dulu ya."

"Arra sini, selesai baca bukunya langsung bobok ya"

"Oke deh, Ibuk", sambil mengacungkan jempolnya ^^
Guayamu, Nak 🤣

Ibuk melanjutkan membaca bukunya... lembar ke-2, belum selesai, #interupsi lagi

"Awwa minum air putih lagi ya, buk, haus nih"
Ibuk tidak menjawab, anaknya langsung beranjak ke arah dapur...

Hmmm.. Nampaknya anak ini sedang teralihkan fokusnya karena Ammahnya sibuk getok2 dan blender makanan. Baiklah, Ibuk melipir sejenak...
Drama banget ya mau tidur siang doang 🙈
Padahal mah Ibuknya senang banget kalau disuruh tidur, dasar aku mah 😝
Baiklah, Nak...

"Awwa, Ibuk bobok duluan ya", jeda sejenak...
"Kalau mau ngaji harus bobok dulu ya. Kalau ga bobok siang, nanti Awwa kecapek'an"

Selang beberapa menit, Ibuk cek sudah pules aja si bocah di kasurnya ditemani Ammahnya. Ya, orang dewasa lah yang harus memahami anak. Karena orang dewasa pernah menjadi anak-anak, sedangkan anak-anak belum pernah menjadi orang dewasa to 😃 

Prinsip #KomunikasiProduktif yang akhir-akhir ini Ibuk praktikkan secara konsisten adalah mengendalikan intonasi suara dan menggunakan suara ramah. Kalau si bocah udah mulai menyulut emosi, tarik nafas dalam-dalam, diam sejenak dan istighfar...

Alhamdulillaah, Ibuk sudah tau bahasa cinta Arrayyan adalah bahasa sentuhan. Dan ajaibnya, ketika Ibuk sudah memeluk Arrayyan, emosi itu terkikis dengan sendirinya. Masyaa Allaah...


Tantangan 15 hari komunikasi produktif di kelas Bunda Sayang ini Ibuk tutup dengan 5 bintang besar atas temuan hari ini ⭐⭐⭐⭐⭐

 

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike15
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#14

"Huwwaaaaa....", pecah tangisnya saat adzan Maghrib baru akan selesai..

Segera kuhampiri dan memeluknya, "sakit ya, Nak?", kucoba berempati.

"Hiyyaaa... hiks.... hiks....", tangisnya coba diredam sendiri...

Kubiarkan dirinya larut dalam pelukanku, kugendong sepenuh hati.

Saat tangisnya benar2 sudah mereda, kududukkan di pangkuan, kucermati bibir bawahnya yang luka, kubuka mulutnya, ada sedikit darah segar di gusi bawahnya. Kugendong lagi menuju kulkas, kuambil sebongkah kecil es batu kotak.
"Diemut, Nak. Udah lama ga makan es batu kan?", hiburku...

Sulungku mencoba tersenyum dan mengiyakan pertanyaanku.
Tiba2, gemelutuk giginya menggigit es batu 😃

"Udah ga sakit?"

"Sakit, dikit"

"Alhamdulillaah...", jeda sejenak sambil menatap matanya penuh sayang...

"Arra sayang, maafkan Ibuk ya gak lihat Arra tadi. Arra mau apa emangnya?"

"Biskuit"

"Ooh.. Arra mau biskuit to. Tapi tadi kan lagi adzan. Arra tau kan kalau adzan berarti harus ngapain?"

"Dengeyin"

"Iya, anak shalihah. Kalau ada adzan, dengerin dulu, jawab adzannya, terus siap-siap sholat kan ya?"

"Iyak"

*****

★★★★★ 5 bintang untukmu, wahai Ibu Pembelajar!
Apresiasi untukmu karena sudah berhasil mengerem emosi dengan sangat sempurna, walau kutahu gemuruh emosi itu menggelora begitu kencang ❤❤❤❤❤

 

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike14
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#13 : Ngeyelan? Melelahkan? Cukup Tarik Nafas Panjang

"Ammaaah.. Awwa mau jajan!" 

Aku panggil si bocah yang baru masuk rumah dan langsung teriak2 minta jajan,
"Emang ada duitnya, Nak?"

"Ada, itu di meja"

Yang kuingat di meja ada stoples kecil uang koin,
"Arra, duit yang di meja kan buat kalau ada pengamen katanya?"

"Bukan itu, ibuk. Yang 2ribuan"

"Itu duit siapa?"

"Duit Awwa"

"Dikasih siapa?"

"Ammah"

"Coba Ibuk tanya Ammah"
Kutanya ammahnya dia ga kasih, itu duit kembalian belanja .. 

"Tuh, Arra dengar kan?", ada jeda sejenak sembari kutatap matanya
"Itu duit buat belanja ya"

"Gapapa, Ibuk. Awwa nanti kembalian, buat nabung ke ka'bah"

Belajar #KomunikasiProduktif ke anak kayak naik ke puncak gunung, terus menanjak walau kadang cuma 20°, ga bisa dihindari juga kemiringannya bisa bikin sampai merayap 🙈

Tetap semangat, wahai Ibu Pembelajar! 5 bintang untukmu hari ini yang menarik rem emosi di tengah semua tekanan yang kau hadapi ⭐⭐⭐⭐⭐


Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike13
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#12 : AKTIF, POSITIF, SOLUTIF

Mendapat semangat terkait makna Komunikasi Produktif, kaitannya dengan silent treatment yang merupakan metode orang-orang dengan paham "DIAM ADALAH EMAS".

Gak semua "diam adalah emas" bisa berlaku! Apalagi kalau terus menerus diterapkan, terutama bagi pasutri. Karena prinsip komunikasi produktif dengan orang lain salah satunya adalah "SELESAIKAN MASALAH SAMPAI TUNTAS". 


Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike12
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#11 : Fokus pada Solusi

"Arrayyan, ayo buang sampah di tempatnya!", Ibuk membantu memungut sampah di depan kamar Nyai dan menyerahkannya ke Arrayyan.

Setelah ia membuang sampah, Ibuk perintahkan kembali mengambil kain lap untuk membersihkan sisa-sisa air dan makanan yang berserakan.

"Arra tau kan kalau Nyai masih sakit?", Ibuk menatap mata Arrayyan, menguncinya agar menyimak kuliah singkat ini.

"Arra bantu Nyai biar gak jatuh lagi ya, Nak! Arra kan pernah ya jatuh karena kepeleset, kalau ada air atau sampah gitu lantainya bisa licin. Bukan cuma Nyai yang beresiko jatuh, Arra juga kalau jatuh sakit kan ya?!"

Dan Arrayyan hanya mengangguk-angguk. Semoga Arrayyan benar-benar paham ya, Nak!

★★★★ 4 bintang cukup untuk mengendalikan emosi dan menegaskan solusi yang diberikan.


Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike11
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#10 : Pujian dan Kritik pada Sikap/Perbuatan Anak

Senangnya jika membangunkan Arrayyan tanpa drama.

"Assalamu'alaykum, anak Shalihah! Masyaa Allaah sudah bangun, mau langsung mandi ya?"

"Iya", dan langsung bergegas ke kamar mandi...

Alhamdulillaah seminggu terakhir, setiap Ibuk akan mengantar Nyai ke Rumah Sakit di hari Selasa dan Jum'at, Arrayyan bangun tanpa drama dan langsung mandi sesaat setelah adzan Subuh berkumandang, kemudian ikut sholat berjama'ah dengan Ibuk. Bahkan, saat mobil bersiap berangkat, Arrayyan berdiri di depan rumah sendirian sambil melambaikan tangan. Masyaa Allaah, tabaarakallaah...

Sepulang dari Rumah Sakit, seusai bebersih diri, Ibuk pun tak sabar langsung menemui Arrayyan.

"Arra terima kasih ya tadi sudah bersikap baik, mulai dari bangun pagi, mandi, sampai dadah-dadah sama Ibuk dan Nyai. Ibuk bahagia sekali", kupeluk tubuhnya dan kuhujani dengan ciuman.

"Iya, Awwa sayaaaang sama Ibuk!", balasnya 

Entah apakah Arrayyan mengerti dengan pujian yang Ibuk berikan. Semoga bisa terus berproses bersama ke arah yang lebih baik ya, Nak!

★★★★★ Alhamdulillaah, 5 bintang dan semoga Ibuk juga lebih objektif dalam memberi pujian maupun kritik yang membangun.


Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike10
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#9 : Repetisi dalam memahami aturan

Usianya belum genap 3 tahun, maka saya yakini bahwa Arrayyan masih butuh pengulangan dalam memahami apa yang saya inginkan. Ini bukan memaksakan keinginan saya. Tapi ini adalah tentang nilai dasar yang ingin saya sampaikan.

Seperti halnya kemaren, saya mengulang apa yang saya inginkan, sembari mengkonfirmasi langsung ketika akhirnya pertanyaan, "Arra masih dihukum, buk?", kembali terulang dari mulut mungilnya.

"Arra sayang, Ibuk cuma mau Arra mainnya dekat-dekat ya"

"Iya"

"Arra kalau keluar rumah harus pamit ya, Nak!"

"Iya"

"Di luar masih banyak virus kan ya, jadi harus pake apa kalau mau keluar?"

"(mas)ker sama helm"

"Anak cerdas shalihah, Ibuk gak akan hukum kalau Arra ingat pesan Ibuk ya"

"Iya, maafkan Awwa ya, Buk!"

★★★★★ Alhamdulillaah, 5 bintang hari ini dan harus konsisten!


Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike9
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#8 : Katakan yang kita inginkan!

"Ibuk, Arra dihukum?"

Ya, beberapa hari Arrayyan saya hukum tidak keluar rumah setiap melanggar larangan saya.

"Arra, kenapa gak pamit? Ibu kan bingung cari Arra", ucap saya saat akhirnya menemukannya di gang sebelah.

"Arra, kenapa gak pake masker? Kan Arra tau sekarang masih banyak virus", 

"Arra kenapa minta jajan orang?"

"Arra kenapa rebut makanan orang?"

Saya selalu merasa menjadi orang tua gagal, saat anak saya menjadi anak kesayangan se-RT. Merasa apa yang saya himbau tidak diindahkan oleh lingkungan sekitar. Ingin rasanya saya berteriak, "WOY ANAK GUE KALAU KENAPA2 SITU GAK TAU PUSINGNYA KAN?!"

Mulai dari membiarkan anak saya terpapar layar dalam durasi yang sangat lama, memberinya susu UHT cokelat bahkan bisa 5 kotak ukuran 200ml, membiasakannya dikasih permen atau jajanan lainnya, dan sebagainya....

Sungguh, hati ini lelah. Kalau bukan karena keadaan yang tidak ideal, tidak rela rasanya saya menitipkan anak saya walau hanya 1-2 jam!

*****

Akhirnya saya pun tegas untuk menyampaikan keinginan saya kepada para tetangga sekalian di group RT. Karena lelah juga setiap ucapan saya hanya bisa ditanggapi, "namanya juga anak-anak, mbak"

Hal tersebut pun saya lakukan pada Arrayyan.

Prinsipnya adalah Katakan apa yang kita inginkan, bukan mengatakan apa yang TIDAK kita inginkan.

Larangan-larangan yang saya sampaikan sebelumnya kepada Arrayyan:
- Gak boleh main jauh-jauh ya!
- Kalau keluar rumah, jangan lupa pakai masker dan helm ya!
- Kalau mau keluar rumah, harus pamit. Kalau mau pindah ke rumah orang lain, pulang dulu untuk pamit lagi. Kalau sudah waktunya pulang, ya harus pulang!

Saya ubah struktur kalimatnya:
- Arra mainnya dekat-dekat rumah saja ya!
- Setiap mau keluar rumah, harus pakai masker dan helm!
- Siapapun yang ada di dalam rumah, harus pamit setiap mau keluar!
Adzan Dzuhur harus pulang (jika keluar rumah pagi hari), atau (sebelum) Adzan Maghrib harus pulang (jika keluar rumah sore hari), atau kalau mbah Eko (warung sebelah rumah) sudah tutup berarti waktunya pulang ya (jika keluar rumah malam hari, max setengah 9 malam)

Terus semangat untuk berkomunikasi yang lebih efektif dan produktif.

★★★ 3 bintang hari ini

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike8
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#7 : anak COPY-PASTE sekitarnya

 

Saat adzan dzuhur berkumandang,

"Ibuk, main yuk!"

"Bobok, Ra!", ibuknya menjawab tapi matanya masih sibuk dengan HP.

"Ibuk, taro HP-nya! Dengarkan! Adzan!"

#jleb #jleb #jleb

*****

Temuan hari ini adalah tentang pentingnya eye contact saat berkomunikasi. Selain tentu saja peringatan untuk Ibuk, ACTIONS SPEAK LOUDER THAN WORDS ^^

*****

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike7
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

 

Komunikasi Produktif day#6 : episode ngobrol bareng anak

kalimat tunggal VS kalimat majemuk

"Arra, ayo cepetan habiskan makannya setelah itu mandi siap-siap ikut Akung sama Uti jalan-jalan yuk!"

Yang kemudian ditangkap anak adalah: "CEPETAN JALAN-JALAN YUK!"
Betul begitu? 😁

Padahal, kita bisa memenggal kalimat tersebut menjadi beberapa aktivitas untuk diselesaikan satu per satu.

"Arra Sayang, yuk makannya segera dihabiskan!", bisa kita berikan jeda sejenak sampai anak mengangguk atau paham apa yang kita sampaikan. Kemudian, kita lanjutkan dengan kalimat berikutnya.

"Setelah makan, kita mandi ya! Biar segar dan haruuum!", berikan intonasi yang membuat anak akan bersemangat melakukannya. 

 

MISI : KISS (Keep Information Short and Simple

Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka. Kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya. 😉

Adegan mengajak Arrayyan mandi itu sungguh drama. Nampaknya dia trauma karena pernah saya kurung di kamar mandi. Hikss... Maafkan Ibuk ya, Nak! Sungguh sesal yang kini terus menyapa.

"Arra Sayang, bangun yuk!", Saya hujani dia dengan ciuman.
Ini adegan saya setiap subuh atau bahkan menjelang subuh sebelum saya berangkat ke RS mengantar Nyai-nya. (Nyai = Nenek)

Sampai dia mulai merespon, mengulat, dan tersenyum, walau tidak membuka mata. Saya sampaikan pertanyaan yang bisa membangkitkan kesadarannya.

"Arra, Ibu sekarang kemana?"

"Rumah Sakit"

"Ngapain?"

"Antar Nyai!"

"Arra mandi yuk!"

"Gak mau!"

Oke, salah, harusnya bikin dia benar-benar bangun dulu 😁

"Arra, coba lihat ini jam berapa?"

Yes, berhasil juga membuatnya membuka mata, tapi hanya beberapa detik. Ibuk tidak boleh kehabisan ide!

"Arra, cium Ibuk donk!", kusodorkan pipiku, "Harum kan ya? Dingin gak pipi Ibuk?"

"Ibuk, sudah mandi? Iya?", uhuyyy akhirnya dia benar-benar membelalak.

15 menit habis hanya untuk membangunkan si bayik yang sudah bukan bayi 😁 Saya posisikan tubuhnya duduk, agar kesadarannya mencapai 100%. Berhasil.

Saya berikan pilihan, "Mau gendong apa jalan sendiri?", tentu saja yang dipilih adalah digendong! Haha...

"Kita mandi ya!", ada jeda sejenak. "Ibu ke Rumah sakit, Arra di rumah sama siapa?"

"Uti!"

*****

★★★★★ 5 bintang untuk komunikasi produktif bersama anak hari ini, sesederhana itu, sesederhana hanya menggunakan kalimat majemuk. Ibuk cukup menahan agar 20ribu kata tidak disalurkan sekaligus 😁 

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike6
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

 

Komunikasi Produktif day#5 : Mengenali Bahasa Tubuh

Katanya, bahasa tubuh adalah bahasa yang paling jujur.


Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi. Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%)

Contoh:
"Aku jujur. Sumpah berani mati!", ketika seseorang mengatakan hal tersebut namun matanya kesana-kemari tak berani menatap lawan bicaranya, nada bicaranya mengambang, maka pesan apa yang bisa kita tangkap? Sekedar kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih kita percaya? 

Bagi pasangan LDR seperti saya dan suami, agak sulit memang melihat gesture tubuh. Tapi ada sesuatu yang saya tangkap setiap kali suami saya menghindari suatu topik, misalnya pertanyaan, "Kapan pulang?" hahaa...

Ya, suami saya dengan intonasi diseret-seret dan senyum seolah tanpa dosanya itu, pasti kemudian akan mengalihkan pembicaraan. Walaupun saya berusaha memburunya dengan pertanyaan sama, tidak akan menemukan jawaban jika memang dia benar-benar belum mempunyai jawaban pasti. Saya hanya bisa bersabar, dan menunggu waktunya tiba.

Ah, ternyata komunikasi produktif ini saling terkait yaa ^^
★★★★★ 5 bintang untukmu yang terus bersabar, Za!

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike5
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#4 : Choose the Right Momen(Time)


Temuan hari ini luar biasa, menguras energi dan hanya menyisakan lelah hati. Hal ini dikarenakan partner di rumah (bukan suami, karena kondisi kami LDR), sedang memiliki banyak amanah. Hampir semua amanahnya adalah prioritas baginya. Sehingga tentu saja fokusnya terbagi. 

Harapan saya, kami bisa berbagi peran, atau setidaknya dia memahami kondisi yang telah saya jalani berbulan-bulan yang lalu, apa yang saya rasakan, ditambah tangki cinta yang sudah bocor disana-sini dan nyaris kering karena kondisi LDR. Tapi lagi-lagi saya harus melebarkan rentang sabar untuk bisa mengutarakan maksud saya ini, mungkin besok, atau lusa, hingga yang tercipta adalah sinergi.

★ 1 bintang untuk hari ini, tetap semangat!

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike4
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif day#3 : Choose the Right Time

Weekend pun tiba, hati gembira, saatnya bersuka cita, bersamaaa ~~~ #ceritanyasambildilagukan 🎧😁

Sebelum 1.5 tahun ini, weekend adalah waktu yang begitu menggembirakan bagi saya, karena itu berarti bisa 24 jam bersama suami. Tapi ternyata, ujian LDR ini meningkat ke level yang... ah... sudahlah jangan dibahas ya biar ga bikin baper berjama'ah ☠

 

Kelanjutan komunikasi produktif bersama pasangan yang saya terapkan hari ini adalah tentang pemilihan waktu berkomunikasi. Ini memang sudah saya rencanakan sedari hari pertama. Karena biasanya weekend lebih santai dan tenang, suasana hati biasanya pun akan lebih riang.

CHOOSE THE RIGHT TIME!

Bukan saja tentang waktu secara ekspilisit, tetapi juga tentang memilih waktu dengan melihat kondisi, good mood, perut kenyang misalnya, tentu akan mempengaruhi komunikasi.

Benar saja!
Saat di hari pertama yang lalu saya ceritakan tentang rencana saya kembali berkarya di ranah publik kepada suami dan saya khawatir akan terjadi perseteruan, maka keputusan tepat adalah dengan menunda pembicaraan tersebut. Bukan menyudahi begitu saja. Karena bagaimanapun, prinsipnya adalah SELESAIKAN MASALAH SAMPAI TUNTAS, Masalah apapun itu, sekecil apapun itu, jika masih mengambang atau menjadi ganjalan di salah satu pihak, harus dikomunikasikan dengan baik.

3.5 tahun menikah bukan berarti kami sudah benar-benar saling mengenal, karena ternyata masih sulit bagi saya membuat partner hidup saya ini berbicara dengan jelas tanpa membuat saya menunggu amat sangat lama dan menduga-duga apa yang sedang dalam benaknya...

Maka, memperluas ruang logika rasionalitas dan mempersempit celah perasaan walau sekedar menduga-duga adalah PR besar bagi saya.

Hari Sabtu ini mood saya dan suami sedang baik, komunikasi pun terjalin dengan sangat baik tentang tantangan, peluang, maupun plus minus berbagai hal yang terjadi jika saya kembali berkarya di ranah publik. 5 bintang di hari ini semoga membuat saya bisa terus konsisten ♥♥♥♥♥

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike3
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif: Clear and Clarify day#2

PR kemaren tentang kelanjutan komunikasi produktif bersama pasangan masih belum dilaksanakan.Tantangan hari ke-2 yang saya temukan ternyata adalah komunikasi dengan saudara.
Kaidah "CLEAR and CLARIFY" ternyata tidak hanya berlaku untuk pasangan, tetapi juga berlaku umum.

Saat di RS dengan jelas saya meminta tolong adik saya untuk mengambil menu catering Nasi Tim Saring (NTS) di Unit Produksi Makanan (UPM) seperti biasanya. Yang berbeda adalah menunya, biasanya Ibu saya mengkonsumsi menu cair (blenderized) melalui NGT, namun kali ini dicoba naik tekstur untuk mengunyah langsung secara oral untuk latihannya.

Sesampainya di UPM, adik saya mengirim pesan untuk mengkonfirmasi jenis makanannya. Saya pun sampaikan, "NTS atas nama Ibu Sri".

Selang beberapa waktu, mbak Adiska menanyakan apakah sudah diambil NTS-nya. "Adik saya sudah ke UPM sedari tadi, mbak. Ini saya ada di dalam poli Endoskopi THT"

Setelah selesai di poli, ternyata adik saya menyerahkan makanan di plastik. Tak lama, mbak Adiska mengirim foto gambar NTS yang sudah disiapkan petugas dalam bentuk cup dan dituliskan nama lengkap Ibu. Tepok jidat deh!

Pelajaran berharga untuk lagi-lagi menerapkan prinsip CLEAR, CLARIFY, and CLARIFY. Yup, saya rasa kita perlu mengklarifikasi 2x lawan bicara kita untuk benar-benar memahami apa yang kita sampaikan.
✰✰ 2 bintang untuk hari ini semoga tidak menyurutkan semangat saya untuk terus belajar ^^

Namun, ada kaidah lain yang saya pelajari.
Saat itu saya beranggapan bahwa saya sudah memberikan informasi dengan jelas, namun ternyata hasilnya tidak sesuai. Maka, bukan salah si penerima pesan pastinya. Saya perhatikan kembali, nampaknya kondisi hati dan pikirannya sedang tidak berada satu dimensi dengan raganya. It was not a right time to ask her something. My fault!


 

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike2
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Komunikasi Produktif bersama Pasangan day#1

Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan,
melainkan dari cara penyampaiannya.

Cung hayuk siapa yang LDR?

Bagaimana pola komunikasi dengan pasangan?

Bagaimana mengolah rasa dan emosi saat berjauhan?

Berat pastinya ya, gaesss...

Seperti yang dibilang Dilan, "Jangan rindu. BERAT. Kamu gak akan kuat. Biar aku saja!", haha...

3,5 tahun dipersatukan oleh ikatan suami-istri, ujian kami masih sama: dipisahkan jarak dan waktu. Katanya sih, jaman sekarang ini jarak dan waktu bukan masalah. Tapi ternyata masih menjadi tantangan yang luar biasa bagi saya dan suami. Terutama setahun terakhir, baru dibelai 2 kali, gaesss! LOL

Tantangan yang paling sering ditemui adalah hal remeh sebenarnya, yaitu KOMUNIKASI!

Hah? Kok ngobrol doang bisa jadi masalah sih?

Cara komunikasi saya yang blak-blakan dan suami yang sering berpikir (terlalu lama) sebelum mengemukakan pendapatnya menjadi latar belakang kenapa komunikasi jadi hal remeh yang melahirkan masalah. Duh lah, saya paling gak bisa tuh di-diem-in, tapi suami? Sering banget memilih diam untuk meredam emosinya menghadapi istrinya ini. haha...

Materi komunikasi produktif di kelas #bundasayang menjadi materi pertama yang sungguh menarik!

Saya evaluasi kembali, bahwa saya dan suami memang 2 individu berbeda. TERIMA saja itu dulu! Jelas, saya dan suami terlahir dari rahim yang berbeda, pola pengasuhan berbeda, juga 'lingkungan' tempat kami belajar bertumbuh berkembang sudah pasti berbeda. Apa yang suami alami, belum tentu saya alami. Jika ada kondisi yang mirip atau bahkan sama, dalam proses dan hasilnya pasti berbeda.

Ada banyak hal yang selama ini terlalu saya paksakan dan saya tuntut, bahkan sering kali saya menyalahkan kondisi yang ada. Ini yang sering membuat 'kapal' kami oleng. Saya sering merasa paling benar, dan akhirnya ketika saya menyadari sesuatu yang saya lakukan salah, suami merasa makin bersalah. LOL :-D 

Kemaren, saya masih tertawa dan menangis dalam satu waktu saat telpon bersama suami. Yaaa ngobrol langsung aja sering salah paham, apalagi cuma telpon atau video call yang kadang terkendala sinyal. Suami gak menjawab telpon, eh ternyata lagi tugas di gunung. Suami gak menjawab pesan, ternyata lagi hemat daya karena gak bawa charger. Dan lain-lain, dan sebagainya, dan sejenisnya...

Setelah tau prinsip komunikasi produktif, saya jadi lebih legowo. Secara sederhana saya berusaha memberikan jeda pada diri saya untuk menikmati segala bentuk emosi yang saya rasakan. 

Clear and Clarify 

Berbicara yang jelas. Tiap hari, kami biasanya melakukan video call, saat bangun tidur, saat suami sampai di kantor (menunggu jadwal absen dan apel pagi), terkadang di saat jam istirahat, juga saat malam hari. Nah, kalau sinyal udah jadi penghambat pas suara gak jelas, saya langsung memutus saluran video call dan menggantinya dengan telepon biasa. Hal ini bahkan yang juga sering dilakukan Arrayyan saat ayahnya tidak menjawab video call, "Ayah gak ada sinyal, telpon biasa aja, yuk!", pintanya :-D

Selain itu, klarifikasi menjadi sebuah hal yang harus saya lakukan, entah untuk mengklarifikasi kesepakatan bersama, atau mengklarifikasi hal yang tidak saya pahami dengan baik, agar tidak terjadi missed perception. Tadi siang kami tidak telpon atau video call karena suami sedang tugas di daerah yang minim sinyal dan tidak membawa charger, akhirnya saya hanya chat, "Ayyy, ada lowongan kerja yang bisa remote nih, boleh aku coba?", awalnya saya kirim informasi lowongan kerja karena kebetulan beberapa hari ini obrolan kami adalah tentang keinginan saya untuk kembali ke ranah publik. Agak lama ya mendapatkan jawabannya sampai akhirnya dijawab, "yang penting bisa jaga emosi sama Arra", nahloh abstract banget ya jawabannya. LOL. Saya klarifikasi, namun tak terjawab. Malam harinya, saya sedang fokus membersamai Arrayyan yang seharian sedang kurang fit dan mengabaikan HP. 

Masih "PR" banget nih buat besok. Pakai prinsip ke-2: Pilih Waktu yang Tepat!

Seperti apa ya? Nantikan kelanjutannya esok hari yaa ^^

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike1
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia