“Kritis dan bersahabat”
Itulah 2 (dua) kata yang dapat menggambarkan sosok Maman Abdurrakhman, Teknik Mesin UI angkatan 2007.
Testimoni ini saya dedikasikan khusus untuk beliau yang setahun terakhir telah memberi saya banyak pembelajaran dan membagikan juga untuk rekan-rekan yang belum mengenal Maman Abdurrakhman. Selain itu juga mengikuti jejak langkah kedua sahabat saya, Arriyadhul Qolbi sang mapres FTUI yang juga menjabat sebagai presiden IEEE SB-UI 2009-2010 dan Faisal Jamil si pejuang pembinaan sejati sekaligus pemimpin ulet IME 2009. Kini saatnya saya bercerita tentang sosok Maman Abdurrakhman atau yang akrab dipanggil Maman, calon UI-1 2011. (insya Allah, Amiin)
Sangat berbeda dengan Adhul (sapaan akrab Arriyadhul Qolbi.red) dan Faisal yang telah mengenal Maman sejak MABA, kalau saya kembali mengais memori saya di masa menjadi MABA FTUI, saya hanya sekedar tahu bahwa Maman adalah salah seorang MABA yang sangat vokal ketika simulasi fortek dan menjadi peserta lomba bergengsi untuk MABA Teknik, yaitu lomba debat.
Saya ingat ketika saya sedang membereskan berkas MABA 2009 di sekre IME, pusgiwa lt.2 FTUI, seseorang menyapa saya dengan sangat hangat seolah telah lama kenal. Saya terkejut ketika telah mengetahui siapa yang menyapa saya itu. Ya, itu lah pertama kali saya berbincang langsung dengan orang nomor 1 di FTUI saat ini.
Akhir tahun 2009, menjadi awal mula saya mulai mengenal sosok idealis dan kritis itu. Mungkin hanya secara resmi berkenalan di kantek dalam, membicarakan tentang duet ‘double-couple’ untuk mengisi bagian BEM FTUI 2010, cita-cita tentang keilmuan teknik, pembinaan, dan pengabdian kepada masyarakat, serta sekelumit cerita lain sebelum akhirnya saya pun bergabung dengan keluarga ‘Cerdik’ yang hebat.
Banyak hal yang telah terjadi antara saya dan Maman dan juga saudara seperjuangan di kepengurusan keluarga ‘Cerdik’ BEM FTUI 2010.
Awalnya saya hanya menganggap Maman hanya lah orang yang kritis dan ‘kaku’. Namun ketika surprise di ulang tahun ke-20 saya bersama keluarga di ruang BEM FTUI, sifat ‘kaku’ itu tiba-tiba berubah menjadi ‘jayus’ dan ‘lebay’. Ya, statement yang pertama kali terucap pun adalah “Satu kata buat Maman, LEBAY!”. Menurut saya ini bukan hal negatif, karena jayus dan lebay yang saya maksud justru mengesankan bahwa Maman sangat dekat dengan semua keluarganya di BEM FTUI. Keakraban yang ditawarkan Maman pada semua orang tidak dapat dituliskan dengan kata-kata. Itulah Maman, How close he is!
Maman dengan begitu bersahabat mengawal perjalanan keluarga BEM FTUI hingga detik ini bahkan ketika dia sibuk mengurus verifikasi berkas untuk maju menjadi bakal calon BEM UI 2011.
Kegiatan yang membuat saya senang dapat mengenal Maman adalah ketika BEM FTUI tetap menjaga slogan ‘konkret’ di setiap langkahnya. Ketika saya memimpin ekspedisi relawan untuk korban longsor di Ciwidey, Jawa Barat, tanpa lelah Maman langsung ikut turun terjun. Padahal malam sebelum perjalanan menuju Bandung, Maman menghadiri makrab (malam keakraban.red) teknik sipil dan teknik mesin sekaligus di Puncak, Jawa Barat. Setelah subuh tiba kembali di ruang BEM FTUI dan hanya istirahat beberapa jam untuk menunggu transportasi menuju Bandung. Sesampainya di lokasi, setelah bersilaturahim dengan penanggung jawab camp pengungsian, kami semua termasuk Maman langsung berbaur dengan para pengungsi korban longsoran tanah perkebunan teh Dewata sebagai bagian traumatic healing yang kami rencanakan.
Di masa sibuknya mengurus berkas verifikasi pun Maman masih sempat menanyakan kabar (via SMS.red) saya dan rekan-rekan Teknik yang menjadi relawan untuk Merapi akhir Oktober lalu.
Kedekatan Maman dengan warga FTUI pun terlihat di waktu senggangnya berbicara dengan pedagang kantek (kantin teknik.red). Maman senantiasa menyunggingkan senyuman terbaiknya kepada semua orang meskipun dia sedang dalam masalah. Pun ketika IKM FTUI sedang dalam titik krisis. Dia pun orang terdepan yang mempertahankan bendera IKM FTUI.
AKADEMIS?
Hoho... Seorang aktivis mahasiswa biasanya lekat dengan akademis yang buruk. Seperti halnya judul yang saya buat, MAMAN BEDA! Tidak demikian dengan pemilik kendaraan B.3770.IJ ini. Prestasi bidang akademis yang pernah diukir Maman diantaranya adalah Juara 1 Lomba Karya Tulis Bahari Nasional yang diadakan di ITS, Surabaya. Selain itu, bersama Haris Hakim e’08 (Ketua IME 2010.red) dan Raka M’08 (Kema MPM FTUI 2010), Maman berhasil meraih juara 3 lomba debat bahasa Indonesia OIM UI tahun 2009. *Alhamdulillah, saya kecipratan hadiahnya juga. Hehe...
RELIGI?
Jangan ditanya!
*Maaf, saya tidak bisa berkomentar, karena ini biarlah menjadi urusan Maman dan Allah SWT ;-)
Entah apa lagi yang dapat saya tuliskan, namun....
Satu kata, SALUT!
Tetaplah rendah hati, karena padi pun semakin berisi akan semakin merunduk. ;-)
Teknik Komputer 2007
IKM Aktif 2007
maman emang mamen!
BalasHapusthe real leader man!
^^