Pages

Perjuangan Menuju KI3 Malang

“Untuk yang berangkat dari alun-alun besok menghubungi Yessy, ya gengs”, demikianlah jawaban atas serangkaian pesan tanya untuk memastikan para Relawan yang akan berangkat bersama menuju kelas inspirasi yang ada di group chatting terkini, whatsapp. Ialah Shinta yang menjadi koordinator fasilitator di rombel (rombongan belajar) saya yang awalnya juga sebagai PIC untuk para Relawan yang berkumpul di Alun-alun kota, menunjuk Yessy untuk mengumpulkan para Relawan di titik keberangkatan Alun-Alun Kota Malang.
penyerahan bingkisan buku untuk MI Miftahul Ulum
photograph: Aan

Cerita Sederhana Lebaran

Alhamdulillaah wasyukurillaah...

today, setahun lagi terlewat,,,
Ibu kembali ada di rumah, rasa haru yang paling sangat itu ketika bapak sekitar jam 3 dini hari sudah mandi dan ganteng dan harum ^^
dalam gelap beliau bertakbir,
dan aku? entahlah, ada kerinduan yang sulit terungkap oleh suasana haru itu...
Bagaimana dengan ibu?
Beliau kembali mengucap syukur tapi ada yg seolah tertahan,
"alhamdulillaah, tahun depan ibu masih bisa lebaran bareng lagi ga ya?"

HARUS, bu! In syaa Allah...
kan tahun depan ibu bilang kita akan mudik bareng ^^ in syaa Allah...
Aamiiin...


Mbak Isa, Dedek, Ibu, Bapak, mengucapkan:
Taqabbalallahu minna waminkum ^^
Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian...
Aamiiin...

Cileungsi, 1 Syawal 1436 H

Malela yang Melelahkan! (Curug Malela, the Little Niagara)

Petualangan luar biasa bersama orang-orang yang biasa di luar

2015!
Postingan pertama yang semoga kedepannya dimudahkan untuk terbiasa menuliskan petualangan-petualangan lainnya :-)


Sesuai quotes di awal, petualangan kali ini adalah petualangan yang sangat luar biasa! Heboh dan menjadi suatu hal yang tak kan terlupakan! Gimana ga bisa lupa?
Beraneka rasa deh pokoknya! Simak ceritanya yaaa....

Menuju Curug Malela kali ini bukanlah yang pertama direncanakan. Sebelumnya, di akhir tahun lalu udah mengagendakan bersama Sahabat Ransel disini. Namun, karena kondisi cuaca dan beberapa hal terpaksa diurungkan.

Rz : "Seminggu sebelum lo wisuda ke curug Malela yuk!"
Sebuah ajakan tanpa basa-basi terkirim melalui chatting paling nge-trend yang dikenal dengan "wotsap".
Hrz: "Waaah, gue rencananya minggu ini kesana"
Rz : "Yaaah pending donk, next week please! Minggu ini kan walimahannya SaraHaidir"
Hrz: "Iya nih, gue juga pengen datang"
OK, berarti bisa ditarik kesimpulang bahwa, "Jadi Malela next week ya?!" :D

Karena di akhir tahun lalu sudah "mempersiapkan diri" untuk ke Malela, tentu saja saya sudah hatam "membayangkan" perjalanan seperti apa yang akan kami lalui. Yup, melalui bacaan di internet kesimpulan yang saya dapatkan ada 2, pertama jalanannya jelek dan pastinya mengakibatkan kita harus berhati-hati, sehingga kesimpulan kedua adalah waktu tempuh juga pasti lama.

H-2
Rz : "Sabtu jadi ya Malela?!", pertanyaan retoris :D
Hrz: "Insyaa Allah"
Rz : "Mau berangkat jam berapa?"
Hrz: "Nah itu belum tau, paling pagi jam 9"
Rz : "Gue pikir akan berangkat jam 6 :D kalo gitu gue dari rumah hari Sabtu abis subuh aja dah"

H-1
Hrz: "Buseet... curug malela 70km dari kota Bandung"

Rz : *emot ketawa sampe nangis*
Hrz: "Gue baru baca-baca, dan dikit lagi sampe Gunung Padang. haha.. jam 7-an bisa lah yaa"
Rz : "yaudah gue berangkat ke Bandung-nya ntar malem pulang kantor dah"

Hari H, 14 Maret 2015
Entah kenapa kalau numpang nginep, atau di gunung, pasti deh bawaannya kebangun sekitar jam 3 atau jam 4, yang pasti sebelum subuh. alhamdulillah 'ala qulli hal
Abis ritual subuh, langsung deh melawan dinginnya air kota kembang yang super brrrr.... duingiiin...

Jam 06.10 pamitan dan langsung meluncur ke Dayeuhkolot.

07.21 sampe di gerbang kampus Telkom, nunggu kabar bocah-bocah yang ternyata baru mau panasin motor, akhirnya nyari tempat sarapan dan memutuskan untuk nyabu (baca: nyarap bubur :D)!

Sekitar pukul 09.30 (cukup sabar nungguin para bocah bersiap, mulai dari manasin motor, sarapan,s sampe nge-charge HP), rombongan 4 cowok (dengan 2 motor) dan 1 cewek (yaitu saya nyetir sendirian) meluncur menuju Kabupaten Bandung Barat.
Rombongan itu ada Harris (yang dari awal chatting-an), Marmut a.k.a Rachmat (dari perencanaan awal cuma ber-3, kemudian pas H-1 dan hari-H nambah deh), Bobby (confirm H-1), Fauzan (confirm hari-H setelah ga dapat pinjaman motor :D), dan tentunya saya - sang penulis - Riza ^_^
Oia, rencananya kan saya mau sewa motor, semalam sebelumnya sudah dicek bisa, tapi ternyata pas saya sampai di Dayeuhkolot motornya udah abis dan alhasil cari alternatif pinjaman punya temannya Harris :D Alhamdulillah, Fauzan ga nyesel kan?!
Jadi, tips#1 kalau mau sewa motor di Bandung booking minimal H-1.

Jam 11.00-an kami berhenti untuk beli nasi bungkus untuk makan siang di Curug. Ini masih daerah Cimahi gitu deh. Pas lihat maps, baru 1/3 perjalanan, brooo :D
tips#2 kalau mau beli nasi bungkus, di Pasar ke-2 atau 3 aja, atau di persimpangan (pertigaan ke kanan dan lurus, kita ambil ke kanan) yang ada ATM Mandiri. Sepanjang perjalanan kita melewati beberapa pasar, 2 atau 3 udah lupa :D

Adzan dzuhur sayup-sayup terdengar, membuat kita segera mencari masjid/mushollah terdekat.
Akhirnya ketemu masjid/mushollah yang mirip di tanah Minang, ada empangnya (di Minang disebut "tebak") :D
Selepas menunaikan kewajiban, santai-santai dikit sekedar melepas penat dan main gundu (ini bocah nemu aja sih mainan begini). Eh ternyata di seberang masjid ada yang jual es kelapa. lumayaaan... hehe...

Lanjut deh, perjalanan masih luama!
Pas ketemu ATM (yang disebutkan di atas), kami berhenti (lagi) karena Bobby mau ambil uang (yang ternyata juga sekalian beli lauk karena tadi pas yang lain beli nasi bungkus, Bobby bilang masih kenyang :D). Jujur, saya 'agak' ngantuk, akhirnya sambil nunggu Bobby, saya rebahan di atas motor yang sudah di-'s(t)andar'-kan (nulisnya gimana sih yang bener? :D).

Seperti yang sudah dibayangkan dari membaca artikel-artikel di dunia maya, bahwa perjalanan menuju Curug Malela bisa memakan waktu 4 jam bahkan lebih dan trayek jalannya hancur! Benar saja, selepas daerah Cimahi, memasuki kawasan Cililin, jalan masih aspal, tapi di beberapa bagian ada yang berlubang dan rusak. Parahnya kalau ada Pasar, muacet pasti, dan rasanya semua ga mau ngalah! Ada lagi jalanan yang rusak berlubang dan air menggenang, sehingga semua kendaraan berjalan perlahan. Perjalanan ke Malela juga ga perlu khawatir nyasar, karena ada petunjuk arah yang jelas. Kalaupun menemukan petunjuk yang tak ada tulisan "Malela", cukup ingat rute ini:
Bandung ==> Cimahi ==> Cihampelas (bukan yang ada Ciwalk-nya loh) ==> Cililin ==> Sindangkerta ==> Gununghalu ==> Bunijaya ==> Perkebunan teh

Eh tapi, jangan kaget, kawan! Ketika masih menemukan jalan aspal, serusak apapun, jalanan itu masih bagus :-) Karena petualangan yang sebenarnya baru akan dimulai ketika kita bertemu pintu gerbang "Selamat Datang di Curug Malela".

Setelah tidak tahu berapa lama lagi sampai di tujuan, akhirnya kami bertemu persimpangan "Y" dan ada petunjuk jalan yang menyebutkan bahwa Curug Malela 10km lagi! "Yeah, finally!", teriak dalam hati.
(Rasanya) hampir 1 jam, bertemu lagi persimpangan (ada warung dan pangkalan ojeg) yang menunjukkan bahwa belok kiri menuju Malela 7km lagi! "What??? Berarti dari tadi baru 3km???!!!" Fiuuh...

Entah berapa lama lagi, sampai juga di pintu gerbang, dan kami disambut oleh siswa-siswa sekolah dasar maupun menengah yang baru saja pulang. Ya benar saja, waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 14.00 ;-)
Di pintu gerbang ini (yang juga pintu gerbang sekolahan), ada petugas (yang tampaknya adalah warga lokal saja) yang akan memberikan tiket tanda masuk dengan harga Rp.5.000,- saja! Murah kaan?!

Petugas : "Selamat datang", ucap Bapak petugas yang nampak sudah lelah walaupun tetap memberikan senyum hangatnya.
Rz : "Ini masih jauh, pak?"
Petugas : "Sampai parkir sekitar 2km lagi"
Rz : *ngebayangin sebelumnya menempuh 3 km sudah lumayan dahsyat*

Rz : "Dari parkiran ke curug berapa jauh, pak?"
Petugas : "Ya kalau warga sini paling seperempat jam ga ada lah"

------ jeda sejenak sambil tersenyum dan berpandangan satu sama lain  ------

Dan akhirnya bener deh, beberapa kali saya harus berhenti sejenak sekedar mengambil nafas dan mengambil ancang-ancang agar motor bisa terus melaju. Sampai parkiran, kami tidak membuang waktu, sekedar ambil nafas dan meregangkan otot-otot sekitar 5 menit, kemudian lanjut berjalan menuju curug...

daaan, sesampainya di pos pantau, terdengar juga suara gemerisik air dan wowwww Masyaa Allah... Curug yang punya sebutan lain sebagai  The little Niagara sudah terlihat di kejauhan sana...

Ga sempat foto banyak, apalagi jalannya, ya dinikmati saja foto narsis saya :D
#sekian



Take nothing but pictures, 
Leave nothing but footprints, 
Kill nothing but time.
It's never about the destination, 
it's all about the journey!
@rizazizah