"Ibuk, Awwa mau pupup", dan kemudian anaknya langsung ke kamar mandi.
Ini bukan hari pertama Arrayyan berhasil ke toilet untuk BAB maupun BAK. Sejak usianya 1.5 tahun, saat kami masih di BSD, saya sudah sounding bahwa Arrayyan sudah harus 'pupup' dan 'pipis' di kamar mandi. Saat itu komunikasinya belum jelas tapi saya sudah bisa membedakan saat itu mengkomunikasikan untuk BAB mapun BAK.
Qadarullah, sejak 28 Desember 2019 semua rencana yang sudah dibuat harus diterima jika pelaksanaannya tidak sesuai. Ya, karena Arrayyan tidak bisa 24/7 bersama saya yang juga harus mengantar Nyai-nya ke RS, Arrayyan baru bisa terbebas dari pospak sekitar 1 bulan terakhir, atas permintaannya sendiri.
*****
Yang paling membuat kocak saat pertama kali dirinya bilang, "Ibuk, Awwa ini pakai mpes kan, pipis sini ya"
Saya yang baru saja selesai mandi dan bebersih sepulang dari RS auto mendelik, "loh Arra kalau sudah ngerasa mau pipis, ke kamar mandi donk, Nak!"
"Gapapa, Ibuk! Sekali ini aja, plisss", pintanya...
"Nggak, ayo ke kamar mandi!", tegas saya, tapi terlambat, ternyata dia beneran sudah pipis donk :-D
"OK, mulai sekarang pipis ke kamar mandi ya! Pupup juga!", ada jeda dalam perintah saya, menerapkan komunikasi produktif saat itu.
"Arra kan sudah besar, sudah bisa ngomong, ke kamar mandi ya, Nak!", ia pun mengangguk.
"Arra sayang, kalau bayik pipis sama pupup di pampers karena cuma bisa nangis, Arra kan sudah bisa ngomong ya?", saya rasionalkan penjelasan saya, in ibukan pernyataan pertama untuknya, harapannya dengan terus mengatakan hal ini ia paham.
"OK, jadi kalau mau pipis dimana?", tanya saya
"Kamar mandi!" , jawabnya
"Kalau mau pupup?"
"Kamar mandi!"
"Yang boleh pipis sama pupup di pampers siapa?"
"Bayi", alhamdulillah sudah tau, "sama Nyai", lanjutnya...
"Iya, kalau Nyai kan karena sakit, gak kuat ke kamar mandinya ya. Arra kan bisa jalan dan lari langsung ke kamar mandi ya, Nak!", jelas saya yang semoga tidak membuat ia kemudian beralasan minta pakai pospak lagi saat sakit :-D
*****
Kembali ke hari ini, ada banyak sekali amanah di tanggal 1 Oktober 2020 ini yang harus saya tunaikan. Karena saya sedang bertanggung jawab menjadi ketua pelaksana Pekan Menggendong Sedunia 2020 di sebuah yayasan, juga ada official pre-order produk baru yang saya jual, lumayan sekali kejar-kejaran pekerjaan domestik dan ranah publik.
Saat Arrayyan mengatakan ingin BAB, saya persilakan untuk langsung ke kamar mandi karena saya sedang menyimak jalannya grand launching acara. "Coba cebokan sendiri ya, Nak."
Ya, saya spontan memerintahkan untuk bisa mulai bebersih diri saat BAB. Tapi saya lupa kalau anak ini masih berproses, ia memang sudah bisa bebersih saat BAK, tapi tangannya belum lentur untuk benar-benar sampai pada tahap bersih sesuai ajaran Islam (thaharah).
Akhirnya, 15 menit lebih Arrayyan di kamar mandi, terdengar panggilannya yang meminta tolong, bukan untuk 'cebokan', tapi bilang, "Ibuuuk... Awwa susah ih pupupnya", nah loh...
Buyar sudah konsentrasi Ibuk. Langsung saya hampiri Arrayyan dan berusaha membantunya dengan memijat bagian tulang ekornya. Tak tega saya melihat wajah piasnya, dan ternyata memang dia sedang kesulitan mengeluarkan tinja padahal sudah merekah bahkan hingga bagian depan (miss V-nya).
Sampai akhirnya tangis kesakitannya pecah karena sudah berusaha sekian lama tidak juga membuahkan hasil. Saya terpaksa mengeluarkannya dengan paksa dan ia berteriak. Maaf ya, Nak...
Ya, ini adalah pertama kalinya Arrayyan sembelit. Evaluasi makanan, seminggu terakhir nampaknya memang kurang makan serat, dan air yang dikonsumsi juga masih sedikit. Seharusnya untuk bayi 35 bulan konsumsi air putih berapa banyak ya? Hmmmm... Membersamai anak bukan hanya evaluasi tumbuh kembangnya, tapi juga evaluasi diri bagi ibu/ayah.
*****
Melatih kemandirian anak, apalagi masih batita, bukanlah pekerjaan mudah seperti memintanya membuang sampah pada tempatnya. Perlu pendampingan yang cukup serius dari kita orang tua. Jangan sampai ia merasa trauma, atau bahkan merasa ditinggal padahal ia belum cakap betul motorik halusnya. Dan, yang terpenting adalah kesiapan keduanya, baik anak dan orang tua :-)
Semangat untuk hari esok! Perjalanan membersamai anak bukanlah soal 1-15 hari, tapi ini adalah bekal untuk kemandiriannya di masa depan.
Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi
#harike1
#tantangan15hari
#gameZona2
#BundaSayang
#MelatihKemandirianAnak
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia