Foto rontgen, CT-scan, MRI, biopsy, [semacam] endoscopy/bronkoscopy (memasukkan selang berkamera ke dalam bagian tubuh terkait), hingga pengangkatan massa (operasi untuk ke-3 kalinya) telah dilakukan... kami tak akan berhenti berusaha, Rabb! Kami selalu yakin, Kau tak akan memberi ujian di luar kemampuan kami....
Kutipan di atas gue tulis
disini. Masih curhat tentang apa yang dialami nyokap gue. Kanker.
Dan terakhir, tahun lalu... ketika gue sudah hampir menyerah dan entah harus berbuat apa, dokter pun sudah menyarankan pada opsi laser/kemoterapi. Ya, sakit nyokap tergolong sakit "unik" dan langka. Hingga akhirnya tim ahli membawa kasus ini ke "sidang khusus" para ahli di RSCM Jakarta dan meminta nyokap melakukan berbagai pemeriksaan.
Ketika sampai pada akhirnya di suatu pemeriksaan, salah satu dokter ahli bilang, "loh? ini kenapa masih berobat jalan? harus segera disiapkan untuk laser!", dan nyokap pun dibawa ke ruang persiapan laser sampe akhirnya petugas administratif meminta jaminan dan membuat nyokap memutuskan untuk minta diantar bokap (dan bokap pun tidak bisa berbuat apa-apa karena persoalan jaminan itu).
Ya, ini tentang biaya!
Akhirnya keluarga gue merasakan apa yang orang-orang itu rasakan...
Almarhum adek Nasrul, almarhum Devi, dan beberapa orang lain yang gue kenal terkena tumor/kanker dan kesulitan biaya berobat...
Ikhtiar lain pun dilakukan... obat herbal!
Sejak kepulangan ke rumah, nyokap terlihat terbebani, tapi beliau coba tegar walau di beberapa kesempatan beliau tidak mungkin menutupi rasa sakitnya...
Hingga akhirnya tetangga memberi info tentang obat herbal...
Sampai lah pada hari ini, obat itu terus dikonsumsi, walaupun terlihat bahwa memang Allah memberi keringanan pada nyokap. Beliau jarang mimisan atau sakit kepala (saat gue bersama beliau).
Tapi petang tadi, selepas isya' nyokap minta gue untuk
netesin 1 botol suntikan "air perasan serbuk cendana" ke dalam hidung beliau. Sebelumnya, biasanya nyokap cuma minta ditetesin 3-5 tetes cairan itu. Tapi tadi, sktr 25 ml air itu minta "disemprotin" ke hidungnya. Allahu akbar! Masya Allah, aku coba perlahan teteskan, tapi ternyata beliau minta "disemprot"!
Can you imagine it?
Waktu berenang di laut, terus kemasukan air laut ke hidung atau mulut, bagaimana rasanya?
Ketika ambil air wudhu, kemasukan air waktu membersihkan hidung, bagaimana rasanya?
Tatkala tersedak air minum, bagaimana rasanya?
Laa hawla wa Laa Quwwata illa Billaah...
Tiada daya dan upaya melainkan dengan ijin Allah...
"Man Qala Laa Haula wa laa Quwwata illaa Billaahi kana dawa'an min tis'atin wa tis'iina da'in, aisaruha al-Hammu"
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wassalah, bersabda :
"Barangsiapa yang mengucapkan
Laa Haula wa laa Quwwata illaa Billaahi maka hal itu sebagai penawar baginya dari 99 penyakit, yang paling ringan adalah kebimbangan"
(Hadis Riwayat Tabrani)
Dan kalimat dzikir di atas menjadi pengantar nyokap setelah gue bantu "semprot" cairan cendana itu...
Allahu ghayatuna...
Ar-Rasul qudwatuna...
Al-Qur'an dusturuna...
Al-Jihad sabiluna...
Rabb, tak ada yang sempurna dari hamba, pun dengan ibu hamba...
tapi kesabaran ibu hamba, jadikan itu sebagai penggugur dosa-dosanya dan obat bagi kesembuhannya..hanya padamu kami ikhlaskan segalanya, Sang Maha Dokter Yang Maha Penyembuh...Amiin yaa Rabbal 'alamiin....
Cileungsi, 18 Februari 2013