Arti komunitas di dalam KBBI adalah (n) kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu; masyarakat; paguyuban.
|
ilustrasi komunitas, by @rizaziah |
Manusia sebagai makhluk sosial, yang pasti berinteraksi dengan sesamanya. Iya donk, secara langsung atau tidak, kita pasti membutuhkan orang lain dalam keseharian kita, bahkan dalam mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Misalnya saja ingin menjadi seorang dokter, kita pasti harus sekolah dulu, kita butuh guru/dosen, juga teman sejawat untuk berdiskusi, serta pastinya seorang dokter akan 'berguna' jika ia memiliki pasien.
Interaksi sangat erat kaitannya dalam hubungan antar individu. Tiap individu unik, memiliki latar belakang, pola pikir, serta berbagai karakter yang unik. Maka, dibutuhkan suatu hal yang bisa mengatur hubungan antar individu ini. Apalagi dalam komunitas yang besar, dengan anggota yang heterogen, tiap kepala dengan latar belakang serta pola pikir berbeda, perbedaan pendapat atau bahkan gesekan bisa dipastikan dapat terjadi, bahkan tantangan demi tantangan tak mungkin terelakkan.
Seperti diilustrasikan pada gambar, komunitas itu terdiri dari tiap individu dengan berbagai 'warna'-nya, dan dikumpulkan dalam 'satu lingkaran'. Yang pasti, komunitas itu biasanya memiliki VISI dan MISI yang menyatukan anggotanya. Sehingga diperlukanlah peraturan, tata tertib, yang dipahami dan disepakati bersama sehingga menjadi sebuah komitmen.
Demikian pula dengan Institut Ibu Profesional (IIP) sebagai sebuah komunitas belajar para Ibu dan calon Ibu yang di dalamnya terdapat beragam latar belakang, profesi, serta aneka heterogenitas. Maka lahirlah
Code of Conduct, yang biasa disingkat CoC, sebagai pedoman berperilaku bermartabat seorang Ibu. CoC ini pun memiliki tujuan sebagai
(1) Pedoman (tujuan normatif), yakni sebagai 'kompas' dalam bersikap dan berperilaku di komunitas;
(2) Preventif, untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran oleh anggotanya; dan
(3) tujuan Kuratif, sebagai tujuan untuk menyelesaikan tantangan yang muncul akibat adanya gesekan antar individu maupun benturan berbagai kepentingan di dalam IIP.
Ada 5 hal garis besar yang diatur dalam berkomunitas di IIP, semua hal dibolehkan,
kecuali:
1. Kritik Pemerintah
2. Ghibah & Fitnah
3. Berbicara SARAT (Suku, Agama, Ras, Anggota Tubuh)
4. Bicara khilafiah
5. Konflik Kepentingan
Tentu saja hal batasan ini dibuat agar para anggota tetap nyaman dalam berkomunitas.
Terkait prinsip berkomunitas ini saya ingat sekali saat beberapa waktu lalu diwawancara untuk sebuah yayasan yang bergerak di bidang edukasi. Karena kebetulan saya aktif mengedukasi tentang menggendong bayi yang aman dan nyaman, dan saya juga senang sharing pengalaman, maka saya diberi kesempatan untuk bergabung. Dalam sesi wawancara pengurus tersebut, salah satunya ditanyakan,
"bagaimana sikap saya dalam menghadapi adanya peng-kotak-kotak-an di komunitas menggendong?"
Jawaban saya sederhana, bahwa dalam mengedukasi kita harus
berpikiran terbuka dan merangkul setiap individu ataupun kelompok.
Di komunitas menggendong, sering sekali terjadi
khilafiah. Ada yang pro dengan NBC (
Narrow Based Carrier; gendongan berpanel sempit), 'kaum' ini menganggap bahwa NBC yang biasanya sangat mudah ditemukan di pasaran dan dijadikan kado bagi orang yang baru saja lahiran masih bisa ditolerir dengan syarat A, B, C, dst. Tapi ada pula yang saklek meng-haram-kan penggunaan NBC karena alasan 1, 2, 3, dst...
Bagi saya yang seorang Babywearing Consultant, maka sudah seharusnya meluruskan apa yang saya ketahui, dan hanya sebatas menghimbau, karena keputusan akhir ada di tangan penggendong, khususnya orang tua.
Saya ingat senior saya dulu pernah ada yang bilang begini,
Lo asik, Gue santai...
Lo usik, Gue bantai!!!
Dalam hal prinsip, terutama yang berkaitan dengan
value diri atau keluarga, kita wajib 'keras kepala' mempertahankan prinsip tersebut. Apalagi berkaitan dengan Tauhid.
Namun, dalam berkomunitas, adanya komitmen ini harus membuat kita lebih
fleksibel, gak perlu ngotot, tapi tetap saling menghormati, merangkul, menggandeng, mengapresiasi, banyak memberikan peran, sehingga kita bisa lebih berpikiran terbuka dan menerima adanya perbedaan.
#ibuprofesional
#kelasPRAbunsay
#WahanaSurfing
oleh : Mar'atul Azizah (@rizazizah) - mahasiswi kelas Bunda Sayang batch #6 regional Bekasi