Kalau ditanya warna apa yang menggambarkan petualangan saya di Pulau Cahaya kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional kali ini, jawaban pertama yang saya adalah: MEJIKUHIBINIUHIPU, yups warna pelangi yang sungguh indah plus hitam & putih 😂
Banyak ya warnanya ~~~
Karena memang di luar tantangan sesuai tema materi yang ada, banyak tantangan lainnya yang saya hadapi. Hingga akhirnya kemaren sepulang dari RS, driver ojol yang mengantar kami pulang bercerita banyak hal. Terutama tentang keputusan besar saya menjadi Ibu yang membersamai anak(anak) di rumah. Obrolan ini membuat saya berpikir berulang kali tentang cerita saya di tantangan hari pertama, tentang kembali berkarya di ranah publik. Hmmm....
Suatu kalimat yang saya ingat betul, Bapak Driver bilang,
"Kalau istri di rumah, suami bekerja di luar pun akan lebih tenang. Dan yakin aja, rejeki yang Allah kasih itu pasti 2 kok! Apalagi mbaknya ngurusin Ibu yang sedang sakit gini. Kalau gak sekarang, nanti pasti akan kerasa kok, keberkahan dan kelapangannya..."
Masyaa Allaah... saya langsung berkaca-kaca....
Apalah saya ini yang masih sering berpikir tentang materi, tentang dunia, padahal semua yang kita punya hanya titipan semata, amanah yang harus kita jaga. Apalagi anak. Ada banyak orang menantikan buah hati, dan harusnya saya betul-betul menjaganya sepenuh hati. Karena amanah ini langsung dari Allah. "Pekerjaan" yang "gaji"-nya Allah sudah janjikan, yaitu SURGA!
Anak, fitrahnya baik, jangan sampai kita cederai!
Anak mungkin tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng-copy!
Betul sekali quotes di atas, beberapa celotehan Arrayyan menjadi bukti hasil copying Ibuknya. Ketika Ibuknya sering mencari alasan, anaknya gak kalah jago. Ketika Ibuknya memerintah sesuatu yang diinginkan atau melarang yang tidak diinginkan, maka anak pun akan sama menyuarakannya dengan sangat lantang. Bahkan ketika expresi marah yang dikeluarkan Ibuk, anak pun dengan sangat baik menirunya.
"Ibuk, minumnya duduk!"
"Ammah, HP sama laptopnya taro kalau lagi makan! Nanti Ibuk marah loh!"
"Adzan, Buk! Taro HP-nya!"
"Awwa tapi mau makan dulu, mandinya ntar aja, ini harus habis loh, Buk!"
"Ayah tuh, gak pulang-pulang, Awwa marah!"
dsb...
dst...
Perjalanan menjadi seorang Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga, sangatlah panjang. Aral rintang tidak mudah. Tapi bukan berarti menyurutkan langkah. Seperti halnya hobby yang saya nikmati selama ini, seperti halnya mendaki gunung, semoga sabar semakin luas dan nalar semakin panjang, agar emosi dapat diredam semakin dalam.
Komunikasi Produktif ini mengingatkan saya bahwa sebagai Ibu, saya harus lebih membumi lagi dengan bahasa anak yang sungguh sangat sederhana, agar dampaknya bisa mengangkasa, dirasakan semesta, untuk masa depan yang gemilang.
sumber: google |
Pantulan warna bumi, biru dan hijau, yang juga ada titik putih, kuning, bahkan merah, yang terlihat dari angkasa sungguh memukau. Hijau yang menyegarkan, dan biru yang meluaskan pandangan. Seperti itulah kiranya kiasan saya dalam tantangan 15 hari Komunikasi Produktif kemaren, dimana saya belajar meluaskan sabar (warna biru) dan menemukan 'oase' (warna hijau) dalam meredam emosi (putih-kuning-merah) saat berkomunikasi baik dengan pasangan, anak, maupun orang-orang di sekitar saya.
Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi
#aliran rasa
#pantulanwarna
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia