Pages

Komunikasi Produktif bersama Pasangan day#1

Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan,
melainkan dari cara penyampaiannya.

Cung hayuk siapa yang LDR?

Bagaimana pola komunikasi dengan pasangan?

Bagaimana mengolah rasa dan emosi saat berjauhan?

Berat pastinya ya, gaesss...

Seperti yang dibilang Dilan, "Jangan rindu. BERAT. Kamu gak akan kuat. Biar aku saja!", haha...

3,5 tahun dipersatukan oleh ikatan suami-istri, ujian kami masih sama: dipisahkan jarak dan waktu. Katanya sih, jaman sekarang ini jarak dan waktu bukan masalah. Tapi ternyata masih menjadi tantangan yang luar biasa bagi saya dan suami. Terutama setahun terakhir, baru dibelai 2 kali, gaesss! LOL

Tantangan yang paling sering ditemui adalah hal remeh sebenarnya, yaitu KOMUNIKASI!

Hah? Kok ngobrol doang bisa jadi masalah sih?

Cara komunikasi saya yang blak-blakan dan suami yang sering berpikir (terlalu lama) sebelum mengemukakan pendapatnya menjadi latar belakang kenapa komunikasi jadi hal remeh yang melahirkan masalah. Duh lah, saya paling gak bisa tuh di-diem-in, tapi suami? Sering banget memilih diam untuk meredam emosinya menghadapi istrinya ini. haha...

Materi komunikasi produktif di kelas #bundasayang menjadi materi pertama yang sungguh menarik!

Saya evaluasi kembali, bahwa saya dan suami memang 2 individu berbeda. TERIMA saja itu dulu! Jelas, saya dan suami terlahir dari rahim yang berbeda, pola pengasuhan berbeda, juga 'lingkungan' tempat kami belajar bertumbuh berkembang sudah pasti berbeda. Apa yang suami alami, belum tentu saya alami. Jika ada kondisi yang mirip atau bahkan sama, dalam proses dan hasilnya pasti berbeda.

Ada banyak hal yang selama ini terlalu saya paksakan dan saya tuntut, bahkan sering kali saya menyalahkan kondisi yang ada. Ini yang sering membuat 'kapal' kami oleng. Saya sering merasa paling benar, dan akhirnya ketika saya menyadari sesuatu yang saya lakukan salah, suami merasa makin bersalah. LOL :-D 

Kemaren, saya masih tertawa dan menangis dalam satu waktu saat telpon bersama suami. Yaaa ngobrol langsung aja sering salah paham, apalagi cuma telpon atau video call yang kadang terkendala sinyal. Suami gak menjawab telpon, eh ternyata lagi tugas di gunung. Suami gak menjawab pesan, ternyata lagi hemat daya karena gak bawa charger. Dan lain-lain, dan sebagainya, dan sejenisnya...

Setelah tau prinsip komunikasi produktif, saya jadi lebih legowo. Secara sederhana saya berusaha memberikan jeda pada diri saya untuk menikmati segala bentuk emosi yang saya rasakan. 

Clear and Clarify 

Berbicara yang jelas. Tiap hari, kami biasanya melakukan video call, saat bangun tidur, saat suami sampai di kantor (menunggu jadwal absen dan apel pagi), terkadang di saat jam istirahat, juga saat malam hari. Nah, kalau sinyal udah jadi penghambat pas suara gak jelas, saya langsung memutus saluran video call dan menggantinya dengan telepon biasa. Hal ini bahkan yang juga sering dilakukan Arrayyan saat ayahnya tidak menjawab video call, "Ayah gak ada sinyal, telpon biasa aja, yuk!", pintanya :-D

Selain itu, klarifikasi menjadi sebuah hal yang harus saya lakukan, entah untuk mengklarifikasi kesepakatan bersama, atau mengklarifikasi hal yang tidak saya pahami dengan baik, agar tidak terjadi missed perception. Tadi siang kami tidak telpon atau video call karena suami sedang tugas di daerah yang minim sinyal dan tidak membawa charger, akhirnya saya hanya chat, "Ayyy, ada lowongan kerja yang bisa remote nih, boleh aku coba?", awalnya saya kirim informasi lowongan kerja karena kebetulan beberapa hari ini obrolan kami adalah tentang keinginan saya untuk kembali ke ranah publik. Agak lama ya mendapatkan jawabannya sampai akhirnya dijawab, "yang penting bisa jaga emosi sama Arra", nahloh abstract banget ya jawabannya. LOL. Saya klarifikasi, namun tak terjawab. Malam harinya, saya sedang fokus membersamai Arrayyan yang seharian sedang kurang fit dan mengabaikan HP. 

Masih "PR" banget nih buat besok. Pakai prinsip ke-2: Pilih Waktu yang Tepat!

Seperti apa ya? Nantikan kelanjutannya esok hari yaa ^^

Tabik,
Mar'atul Azizah (riza) - Mahasiswi kelas Bunda Sayang IIP Regional Bekasi

#harike1
#tantangan15hari
#gameZona1
#BundaSayang
#KomunikasiProduktif
#PantaiBentangPetualang
#institutIBUprofesional
#PetualangBahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan buat curcol Anda tentang postingan ini :)

terima kasih atas komentarnya
riza